Pagi itu di Pasar Sibuhuan, Bu Rina (38) sedang menata salak pondoh di lapaknya yang sederhana. Sambil menunggu pembeli, ia mencoba peruntungan di ROYALMPO dengan sisa uang belanja Rp25.000. Tak disangka, kombinasi simbol Mahjong Ways 1000 yang muncul tiba-tiba akan mengubah nasib keluarga kecil ini secara dramatis...
Ibu Tuti: "Denger gak kabar Bu Rina yang jual salak itu bangun pabrik?"
Ibu Siska: "Yang lapaknya di ujung pasar itu? Wah, salaknya emang paling manis!"
Ibu Tuti: "Katanya menang jackpot Rp1,2 miliar dari ROYALMPO, modal cuma uang receh belanja"
Ibu Siska: "Alhamdulillah! Kita jualan bertahun-tahun cuma cukup untuk makan, ini dapat rezeki nomplok"
Ibu Tuti: "Katanya pas jackpot muncul, sampe nangis-nangis di pasar gak percaya"
Ibu Siska: "Sekarang pabrik kecilnya sudah bisa olah 2 ton salak per hari, buat keripik dan manisan"
Bu Rina mengaku tidak pernah bermimpi menjadi pengusaha pabrik. "Saya cuma iseng main sambil jaga lapak," ujarnya dengan logat Batak yang kental. Kemenangan fantastis itu datang tepat saat harga salak anjlok dan keluarganya kesulitan memenuhi kebutuhan.
Dengan bijak, uang tersebut digunakan untuk membangun pabrik pengolahan salak skala kecil di belakang rumahnya.
Pabrik mini seluas 300m² itu kini memproduksi berbagai olahan salak. "Kita buat keripik, manisan, bahkan selai salak yang unik," jelas Bu Rina bangga. Produknya sudah mulai dipasarkan hingga ke Medan.
Suaminya, Pak Haris, mengaku takjub dengan perkembangan ini: "Istri saya memang selalu punya ide kreatif untuk mengolah salak."
Kehadiran pabrik ini membawa angin segar bagi petani salak di sekitar Padang Sidempuan. Bu Rina kini membeli hasil panen langsung dari petani dengan harga yang lebih baik.
Ketua Kelompok Tani setempat menyatakan: "Ini solusi tepat saat harga salak mentah jatuh. Nilai tambahnya luar biasa!"
Ahli ekonomi kreatif Dr. Sitorus menjelaskan: "Kisah Bu Rina menunjukkan potensi besar pengolahan hasil pertanian lokal jika dikelola dengan kreativitas."
Bu Rina sendiri aktif membimbing ibu-ibu lain untuk mengolah hasil kebun mereka. "Salak itu seperti hidup kita, berduri di luar tapi manis di dalam," ujarnya penuh makna.
Kisah Bu Rina bukan sekadar tentang jackpot Rp1,2 miliar, tetapi tentang visi seorang ibu rumah tangga yang mampu mengubah komoditas lokal menjadi bernilai tinggi. Di balik setiap buah salak yang diolahnya, tersimpan pelajaran berharga bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berkreasi. Yang terpenting bukanlah seberapa besar modal awal kita, tetapi seberapa besar tekad untuk menciptakan perubahan yang bermanfaat bagi banyak orang.